Tahun-Tahun yang Berharga dan Layak Dijalani

Banyak orang bilang 2020 adalah tahun yang sangat berat. Tentu saja penyebab utamanya adalah pandemi yang lantas berimbas pada banyak hal. Tapi tidak denganmu, Sash. Boleh dibilang tahun ini adalah tahun berkat dan penyertaan Tuhan.

Seperti tema besar Aletheia tahun ini, Divina Providencia, Penyertaan Ilahi. Tahun ini kamu benar-benar merasakan bagaimana Tuhan bekerja dalam hidupmu. Hal-hal yang dulu terasa sangat mustahil dan hanya ada di angan-angan, kini satu persatu menjelma nyata.

Setelah melewati tahun-tahun yang sulit dan hari-hari yang berat, Tuhan sedang ijinkan kamu untuk tersenyum dan menuai berkat. All by His Grace.

RencanaNya tak pernah tertebak, rancanganNya selalu diluar batas pemikiranmu, dan waktuNya selalu tepat. Tentu saja tepat dalam versiNya, bukan dalam versimu. Pada titik ini akhirnya hanya bisa ndeprok dan menangis tergugu.

Tuhan, siapakah aku hingga Kau peliharaku sedemikian rupa?

***

Beberapa waktu ini saya sedang merenungkan tentang musim-musim dalam hidup. Mungkin, setelah musim menabur yang penuh kerja keras dan mencucurkan air mata, kini saatnya musim menuai. Dan dalam setiap musim hidupmu, apa pun itu, percayalah bahwa Dia adalah Allah yang baik. Tak pernah sekalipun meninggalkan.

Ibarat lautan, saat ini permukaanya sedang tenang, tak ada gelombang maupun badai. Paling hanya riak-riak kecil yang tidak membahayakan. Ikan juga mudah didapatkan. Pelayaran berlangsung tenang, dengan angin yang menyejukkan.

Eben Haezer, sejauh ini Allah membawa.

Hari ini, tepat 33 tahun Allah bekerja dalam hidup. Meski jalannya naik turun berkelok, semuanya terasa sangat berharga dan layak dijalani. Tak ada penyesalan karena sudah melakukan sebaik-baiknya. Berjuang semampunya. Bergerak sebisanya.

Ya, tak ada satu pun momen dalam hidup yang saya sesali. Sebab, saat saya berdiri di titik ini, saya menyadari bahwa semua yang terjadi adalah kepingan utuh yang saling terhubung satu-sama lain. Jika dulu tidak mengalami hal-hal tersebut, mungkin saya tidak bisa tumbuh menjadi seperti sekarang. Tessera.

***

Tahun-tahun mendatang saya tak tahu apa yang akan terjadi. Tapi satu hal yang pasti, I know who hold my hands. Saya tahu siapa yang memegang hari depan saya. Jadi, ikuti saja rencanaNya. Manut pada penuntunan Tuhan. Ke mana Dia hendak membawa, saya turut serta.

Terima kasih, Gusti, untuk 33 tahun yang luar biasa.

Ajari saya untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Menjadi pribadi yang taat dan tau apa yang Tuhan mau. Menjadi pendoa dan pemuja yang kekal. Menjadi saksi dan bukti nyata kasihMu di tengah dunia.

Dan pusatnya bukan lagi tentang saya, tetapi tentang Engkau. Saya hanya bagian dari rencana besarMu. Semoga lewat kehidupan saya, orang-orang jadi bisa merasakan kasihMu. Ajari untuk terus menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak menggantungkan kebahagiaan pada orang lain.

Berkarya, berdaya, berguna untuk sesama. Gusti tansah nganthi.

Kaki Merapi, sehari setelah peningkatan status waspada menjadi siaga

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 248

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *