Nggak terasa tahun 2016 sudah masuk bulan Juni. Selama 6 bulan ini kamu udah ngapain aja bro? Skripsi udah selesai? Udah punya pacar apa masih jomblo? Yang udah pacaran bertahun-tahun kapan nikah? Aissssh…. Menjawab pertanyaan orang-orang yang kepo tu kadang emang bikin gemes ya. Daripada tambah stress mikirin jawabannya mending kita vakansi ke Dieng buat nonton Dieng Culture Festival yuk?
Kurang dari 2 bulan sejak sekarang, tepatnya pada tanggal 5-7 Agustus 2016, agenda budaya tahunan yang sudah masuk dalam kalender wisata nasional ini akan digelar. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Dieng Culture Festival akan dilangsungkan selama 3 hari dari hari Jumat dan berakhir di hari minggu.
Selama 3 hari itu dataran tinggi Dieng akan dipenuhi oleh ribuan hingga puluhan ribu wisatawan dari berbagai tempat. Ya gimana nggak rame, soalnya acara ini emang asyik banget. Bahkan banyak pejalan yang bilang kalau Dieng Culture Festival itu salah satu festival budaya yang keren binggo dan harus didatangi setidaknya sekali dalam hidup.
Karena itu supaya nggak nyesel lebih baik kamu luangin waktu buat datang ke acara keren ini. Kalau masih belum nemuin alasan yang tepat mengapa kamu harus berada disini, berikut ini ada sederet alasan yang perlu kamu baca.
Lokasi Festival yang Kece, Tanah Para Dewa Alias Negeri Atas Awan
Sesuai dengan namanya, Dieng Culture Festival, tentu saja acara ini dilangsungkan di Dieng. Nah kalau kamu belum tau Dieng itu tempat seperti apa, sini saya kasih bocoran. Dieng itu merupakan dataran tinggi di Jawa Tengah yang masuk dalam dua wilayah kabupaten, yakni Wonosobo dan Banjarnegara. Kawasan ini memiliki ketinggian rata-rata 2.000 mdpl, sehingga sering disebut sebagai negeri di atas awan. Suhu udara di tempat ini sangat sejuk, bahkan cenderung dingin. Pada musim kemarau suhu bisa mencapai nol derajat. Brrrrr….
Landscape Dieng ini kece banget. Di tempat ini matamu akan dimanja dengan deretan gunung-gemunung yang seolah menjadi benteng penjaga. Candi-candi bersejarah, telaga indah, deratan kawah, padang rumput tersembunyi, semua bisa kamu jumpai di tempat ini. Landscape Dieng itu kaya kisah di negeri dongeng, dipenuhi bunga dandelion dan kupu-kupu biru. Pokoknya cantik banget. Sekali datang ke tempat ini kamu pasti bakalan pengen datang lagi. Karena keajaiban bentang alamnya ini Dieng juga disebut sebagai Tanah Para Dewa.
Nah, Dieng Culture Festival akan dilangsungkan di tempat yang kece ini, tepatnya di pelataran Kompleks Candi Arjuna. Jadi selain bisa menyaksikan pagelaran budaya yang unik, kamu juga bisa mengekplorasi Dataran Tinggi Dieng yang cantik. Dijamin perjalananmu tidak akan rugi!
Jazz Atas Awan yang Brrrrrrr
Sejak tahun 2013, acara Dieng Culture Festival juga dibarengkan dengan pagelaran musik Jazz Atas Awan. Boleh dibilang pagelaran Jazz Atas Awan adalah pagelaran jazz dengan lokasi tertinggi di Indonesia, bahkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Jazz Gunung di Bromo. Tidak hanya itu, acara ini juga menjadi pagelaran musik dengan suhu paling dingin. Terakhir saya datang itu tahun 2014, dan suhunya 4 derajat. Itu dingin banget sodara.
Line up pengisi acara Jazz Atas Awan memang tidak seperti Jazz Gunung yang isinya musisi papan atas Indonesia. Yaiyalah secara Jazz Gunung bayar mahal kalau Jazz Atas Awan gretongan. Tapi percayalah, kamu tak akan pernah rugi untuk mendatangi acara ini. Bayangin ya, kamu lihat pertunjukan musik di alam terbuka beratapkan langit malam yang bertabur gemintang, bangunan candi nan megah dan siluet perbukitan sebagai background, kabut yang sesekali menyusup. Percayalah pada saya, saat mendengarkan musik dalam suasana seperti itu, nggak peduli siapa pun yang nyanyi, sensasi yang muncul tuh ya cuma romantis. Kalau nggak ada partner buat romantis-romantisan ujung-ujungnya jadi baper ahahaha. Oya, untuk tahun ini Jazz Atas Awan akan dilangsungkan pada hari pertama, yakni tanggal 5 Agustus 2016.
Ribuan Cahaya Lampion di Langit Dieng
Kalian pernah nonton Tangled? Itu lho, film animasi musical yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios. Salah satu adegan yang menarik dan paling diingat di film ini adalah saat raja dan ratu menerbangkan lampion yang diikuti oleh seluruh warga kota. Lantas langit pun berubah menjadi lautan cahaya, indaaaah banget.
Nah, di Dieng Dulture Festival pertunjukan itu benar-benar ada di depan mata. Pada hari Sabtu, 6 Agustus 2016, pukul 21.00 WIB akan diterbangkan 5000 lampion secara serentak. 5000 lampion cuy, itu banyak banget. Jadi bisa bayangin kan suasana langit Dieng nantinya bakal jadi secantik apa? Kalau nggak bisa bayangin makanya datang langsung. Sebelum acara penerbangan lampion ini akan ada pertunjukan musik akustik dan stand up comedy. Setelah itu akan ditutup dengan pesta kembang api. Ini mah judulnya romantis level maksimal. Acaranya malam minggu pulak. Yang gak punya pasangan jangan baper ya, ahahahaha.
Ritual Pemotongan Rambut Anak Gimbal
Pemotongan rambut bocah gimbal merupakan acara puncak dari perayaan Dieng Culture Festival (meskipun kebanyakan yang datang lebih milih lihat Jazz Atas Awan atau pesta lampion sih). Jadi di Dieng ada bocah-bocah dengan rambut gimbal (warga lokal menyebutnya gembel) alami. Untuk memotong rambut gimbal tersebut harus melalui serangkaian prosesi. Menariknya, anak-anak berambut gimbal boleh minta apapun yang wajib dipenuhi oleh orangtuanya sebelum pemotongan rambut mereka. Berhubung masih bocah rata-rata sih mintanya sesuatu yang standar seperti sepeda, mainan, atau makanan. Coba kalau udah remaja, pasti minta yang aneh-aneh deh.
Prosesi ini akan dilakukan di halaman Candi Arjuna. Demi kelancaran jalannya upacara, yang boleh masuk ke area utama hanyalah peserta yang sudah membeli tiket dan ber-ID card. Kalau kalian mau yang gratisan ya harus siap buat nonton dari kejauhan. Buat yang pengen motret jangan lupa bawa lensa tele ya!
Ada Banyak Pilihan Tempat Wisata Menarik dan Tersembunyi yang Bisa Kamu Sambangi
Acara utama seperti Jazz Atas Awan dan Pesta Lampion di Dieng Culture Festival memang dilangsungkan di malam hari. Tapi kamu tak perlu khawatir mati gaya siang harinya mau ngapain. Di Dieng ada banyak banget tempat menarik yang bisa kamu datangi dari subuh. Bahkan untuk mendatangi tempat-tempat tersebut, waktu 3 hari sangatlah kurang.
Untuk melihat sunrise yang cakep kamu bisa trekking ke Puncak Sikunir, Gunung Prau, Gunung Pakuwoko, atau Puncak Pangonan. Tapi kalau ingin santai kamu bisa memilih untuk trekking ke Petak Sembilan guna melihat Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang berselimut kabut, atau naik sedikit ke atas Museum Kailasa dan melihat lautan kabut di atas Kompleks Candi. Meski tidak ada pemandangan detik-detik munculnya mentari dari garis horizon, pemandangan pagi berkabut tetap membuat takjub.
Selesai menikmati suasana pagi kamu bisa melanjutkan perjalanan ke Kawah Sikidang, Bukit Batu Ratapan Angin, Telaga Cebong, Telaga Dringo, Candi Dwarawati, Bukit Teletubbies, Bukit Scooter, dan masih banyak spot menarik lainnya. Jangan lupa siapkan kamera dan baterai cadangan.
Untuk mengetahui jadwal lengkap rangkaian acara Dieng Culture Festival 2016 kamu bisa meluncur kesini. Jadi gimana nih? Mau berangkat ke Dieng Culture Festival apa enggak? Nyesel lho kalau enggak datang! Misal berangkat, jangan lupa ajak gebetan ya! Ahahahaha.
Sampai ketemu di Tanah Para Dewa, ya!
Haaaaa, tampilannya baru lagi! Maaf ya lama tidak mampir.
Dieng selalu ngangenin. Pengen ke sini lagi, lagi, sekadar leyeh-leyeh geje.
Hehehe iya mbak, biar lebih enteng kl dibuka dari ponsel. Leyeh-leyeh di Dieng emang asyik, apalagi sambil cemal-cemil kentang goreng hehe.
Mbak, saya pengen ke sana… ke Dieng! Boleh minta email? Pengen tanya-tanya 😀
Silahkan. Ini email saya [email protected] 🙂
pengen kesini, tpi gak tau bisa apa engga :'(
lit jadwal kantorr hikss
Aha, mumpung masih 2 bulan lagi mas. Atur jadwal dari sekarang 🙂
Wowwww…asik banget ya ke Dieng..dari dulu pengen kesana tapi belum sempet euy..thanks ya mba info-nya..
Sama-sama mbak, senang kalau artikel ini berguna hehe. Yuk main ke Dieng mumpun ada acara bagus.
Selalu ada cerita indah di Dieng, apa lagi pas malam lampion itu.. waah bangettt 🙂
Suasananya romantis banget yak, bikin baper. Apalagi di tengah udara dingin, syahdu lah hehehe
free pass nya ya jeng..makin kerren dah..
Ish ish ish, dasar mental mahasiswa :p
Uhuyy….uda siap segala-galanya buat meluncur kesana, termasuk *ehem* gandengannya dongg :)))
Semoga semesta merestui….yipiiee ^^,/
Asyiiiik, udah punya gandengan. Etapi bukan truk gandeng kan? ahahaha
Uhuyy….uda siap segala-galanya buat meluncur kesana, termasuk *ehem* gandengannya dongg :)))
Semoga semesta merestui….yipiiee ^^,/
Aku mupeng banget mba, syangnya cuti kerja tidak mendukung.
Aha, tenang aja mbak. Ini agenda rutin tahunan. Misal tahu ini belum bisa datang masih ada tahun-tahun selanjutnya. Jadi bisa ambil cuti jauh-jauh hari 😉
Aku mupeng banget mba, syangnya cuti kerja tidak mendukung.
Aha, tenang aja mbak. Ini agenda rutin tahunan. Misal tahu ini belum bisa datang masih ada tahun-tahun selanjutnya. Jadi bisa ambil cuti jauh-jauh hari 😉
Ish ish ish, dasar mental mahasiswa :p
Banyak sekali ternyata acaranya ya mbak. Saya penasaran sama ritual pemotongan rambut gimbal, pengen lihat langsung.
Semoga besok bisa kesana, sekalian mau mampir naik gunung prahu.
Yang saya tulis itu baru acara besarnya mas, belum lagi acara printilannya seperti pertujukan seni, minum purwaceng bareng-bareng, teking ke Bukit Scooter, penerbangan balon kertas, dll.
Amin, amin. Semoga bisa menjejak disana. Prau mesti rame banget 🙂
Banyak sekali ternyata acaranya ya mbak. Saya penasaran sama ritual pemotongan rambut gimbal, pengen lihat langsung.
Semoga besok bisa kesana, sekalian mau mampir naik gunung prahu.
Yang saya tulis itu baru acara besarnya mas, belum lagi acara printilannya seperti pertujukan seni, minum purwaceng bareng-bareng, teking ke Bukit Scooter, penerbangan balon kertas, dll.
Amin, amin. Semoga bisa menjejak disana. Prau mesti rame banget 🙂
Untuk menjawab pertanyaan kedua pada paragraf pertama, skripsi saya sudah hampir kelar Mbak 😀
Sesungguhnya saya penasaran dengan festival ini, berangkat gak ya hmmm….
Huraaaaay, ayo dikelarin segera 😀
yuk yuk berangkat yuk
Gw bayangin jazz di atas awan ini sambil menggigil kedinginan hahaha
dan selama 6 bulan ini gw cuman makan tidur piknik #Halah
Elu bener-bener menikmati hidup kak 😀
Kalo menggigil kedinginan peluk orang yang di sebelah kak #eh 😉
Gw bayangin jazz di atas awan ini sambil menggigil kedinginan hahaha
dan selama 6 bulan ini gw cuman makan tidur piknik #Halah
Elu bener-bener menikmati hidup kak 😀
Kalo menggigil kedinginan peluk orang yang di sebelah kak #eh 😉
baca postingan ini bikin saya pengen balik ke Dieng lagi. Belum puas rasanya 🙂
Ayo mbak ke Dieng lagi, ajak anak-anak 🙂
Ayo mbak ke Dieng lagi, ajak anak-anak 🙂
Kalau mau menikmati keindahan kota Dieng jangan datang pas DCF, datang pas di low season saja, kota Dieng indah banget apalagi gunung Prau nya 🙂
Pengalaman pribadi ke DCF 2014, ternyata suasana nya sangat tidak recommended untuk menikmati keindahan kota Dieng karena pengunjung nya ramai se rame2 nya hahaha… jadi kapok ikutan DCF lagi di tahun2 berikut nya 🙁
#malah #curcol
Yuoz, kalau niatnya mau eksplore Dieng dan menikmati keindahan alamnya datang pas DCF bukan saat yang tepat karena bakalan rame banget dan kurang syahdu. Spot-spot foto juga bakalan penuh. Tapi kalau tujuan utamanya pengen lihat Jazz Atas Awan dan Pesta Lampion maka momen DCF-lah saatnya 🙂
Yuoz, kalau niatnya mau eksplore Dieng dan menikmati keindahan alamnya datang pas DCF bukan saat yang tepat karena bakalan rame banget dan kurang syahdu. Spot-spot foto juga bakalan penuh. Tapi kalau tujuan utamanya pengen lihat Jazz Atas Awan dan Pesta Lampion maka momen DCF-lah saatnya 🙂
Duh ga kebanyang malem2 disana dinginnya, tp utk dieng festival selalu dibarengin sama pemotongan rambut gimbal yak? 😀
Udah bergelung di dalam selimut pun dinginnya tetap terasa, brrrr.
Iya mas, karena acara inti dari DCF ya pemotongan rambut gimbalnya itu.
Udah bergelung di dalam selimut pun dinginnya tetap terasa, brrrr.
Iya mas, karena acara inti dari DCF ya pemotongan rambut gimbalnya itu.
sudah posting dan ga jadi berangkat ya hehehe :p
artikel ini kan emang tujuannya ngompori orang lain mas ahaha. kalo aku sendiri ke DCF udah 3 kali, dadi wis rodo bosen 😉
artikel ini kan emang tujuannya ngompori orang lain mas ahaha. kalo aku sendiri ke DCF udah 3 kali, dadi wis rodo bosen 😉
sangat rindu dengan suasana di kawasan Dieng, apalagi saat Dieng Culture Festival 2017 berlangsung kemarin. Sampai sekarang aja masih kebayang gimana enaknya, next mau cobain camp groundnya ahhh
sangat rindu dengan suasana di kawasan Dieng, apalagi saat Dieng Culture Festival 2017 berlangsung kemarin. Sampai sekarang aja masih kebayang gimana enaknya, next mau cobain camp groundnya ahhh
Mba, kapan waktu terbaik kalau mau ke Dieng?
Juli-September awal. Agustus itu puncaknya. Bagus buat sunrise. Tapi cuaca biasanya berada di titik terdingin.
Juli-September awal. Agustus itu puncaknya. Bagus buat sunrise. Tapi cuaca biasanya berada di titik terdingin.