Menyapa Bali Dengan Cara Tak Biasa

bandara bali

Sebuah pengakuan, saya belum pernah ke Bali. Ngenes banget yak? Ngakunya travel blogger tapi piknik ke ikon wisatanya Indonesia malah belum pernah ahahahaha.

Sebenarnya pas SMA dulu sudah mau ikutan karyawisata ke Bali. Namun, 3 bulan sebelum berangkat terjadi tragedi bom bali, langsung nggak boleh sama orang tua.

Sampai saat ini bali masih masuk dalam wishlist. Tapi enggak yang ngoyo banget harus diwujudkan secepatnya. Woles saja, kalau sudah waktunya pasti juga bakalan nyampe ke sana.

Etapi sebenarnya kalimat “saya belum pernah ke Bali nggak tepat juga sih”, mungkin lebih tepatnya “saya belum pernah mengunjungi tempat wisata di Bali”. Soalnya kalau cuma menjejak tanah Bali, menghirup udara Bali, dan pipis di Bali saya pernah. 2 kali malah.

Jadi saat perjalanan ke NTB rute penerbangan saya adalah Jogja – Bali – Lombok – Bima. Saya sempat transit di bandara Bali 2 kali. Berarti saya pernah ke Bali, kan? Ahahahaha. Diiyain aja gengs, biar saya bahagia.

Betewe, di saat orang-orang selalu memuja Bali dengan pantai-pantainya yang ciamik, saya kok justru ingin menyapa Bali dengan cara yang lain ya? Saya nggak terlalu suka pantai. Kalau ada kesempatan ke Bali, saya justru ingin melakukan hal-hal berikut ini!

Canyoning di Dasar Ngarai Buleleng

Ide untuk melakukan canyoning tentu saja muncul gara-gara nonton serial petualangan bertajuk Teroka di Kompas TV. Beberapa tahun yang lalu saya sempat melihat tayangan ini. Dan saat itu komen saya cuma satu “gilak!”

https://www.instagram.com/p/BrpZ0ocDB2

Canyoning sendiri merupakan aktivitas menyusuri ngarai yang berupa sungai hingga air terjun. Ekstrim? Jelas. Peralatan yang diperlukan pun harus lengkap dan harus didampingi guide yang berpengalaman.

Kawasan Buleleng memiliki topografi berupa patahan-patahan sehingga menciptakan banyak air terjuan baik yang tinggi maupun sedang. Karena itu Buleleng cocok dijadikan lokasi canyoning.

Bahkan, Michael Denissot, Co-Chairman International Canyoning Organization for Professionals, sempat mengatakan bahwa kombinasi sungai, batuan padas, dam hutan di sepanjang lembah menjadikan Buleleng selatan sebagai lokasi canyoning terbaik di dunia.

Saya sendiri membayangkan menghanyutkan diri di Tukad Banyu Mala, lantas melakukan rappelling, kemudian melompat dari ketinggian air terjuan Aling-aling pastilah akan menjadi salah satu momen terbaik seumur hidup. Adrenalin naik sampai ke puncak!

Rafting di Sungai Telaga Waja

Oar rafting di Sungai Progo Bawah beberapa tahun lalu merupakan salah satu pengalaman uji adrenalin yang seru dan pengen saya ulangi lagi. Berhubung di Bali tidak ada oar rafting, pilihan saya jatuh pada rafting di Sungai Telaga Waja. Kenapa bukan Sungai Ayung? Ya nggak apa-apa sih, cuma pengen beda aja.

Sumber: https://www.water-sport-bali.com
Sumber: https://www.water-sport-bali.com

Panjang rute rafting di Sungai Telaga Waja adalah 16 km dan merupakan rute rafting terpanjang di Bali. Alam di sepanjang alirang sungai juga masih asri dan hijau, jauh dari polusi maupun bising kendaraan. Selain itu, di sisi aliran sungai juga terdapat banyak air terjun, asoy banget kan?

Terus di salah satu bagian rutenya, perahu karet yang kita tumpangi harus “terjun” dari dam setinggi 4 meter. Lumayan menantang lah ya. Oya, rafting ini aman dilakukan oleh anak dan dewasa dari usia 7 – 65 tahun.

Mendaki Gunung Batur

Sebenarnya sih saya pengen mendaki titik tertinggi Bali, Gunung Agung. Tapi berhubung Gunung Agung sedang erupsi dan juga rutenya nggilani, saya mending milih Gunung Batur yang lebih bersahabat saja deh.

Pic by Hendra Maioloo

Memiliki ketinggian 1.717 mdpl, Gunung Batur menjadi gunung tertinggi kedua di Bali. Kalau dari kumpulan artikel yang say abaca, trek Gunung Batur ini nggak terlalu susah. Kita bisa naik tektokan Cuma ngejar sunrise aja terus balik lagi di pagi harin ya. Jadi nggak harus mendaki dengan bawa perlengkapan yang ribet gitu. Buat pemula juga oke.

Meski begitu, view dari Gunung Batur nggak kalah kece dibanding Gunung Agung, lho. Sunrise, hamparan awan, danau kintamani, Gunug Agung di kejauhan. Semuanya akan menjadi pemandangan yang memanjakan mata sekaligus pengobat lelah.

Jalan Kaki di Antara Rimbunnya Kebun Raya Eka Karya

Saya tahu Bali memiliki kebun raya gara-gara baca artikel Kompas tahun 2009/2010, lupa tepatnya. Saat itu Kompas sedang ada liputan khusus edisi kebun raya. Dan tentu saja saya jatuh cinta. Apalagi saya juga punya obsesi pribadi. Selain mengunjungi tempat-tempat berawalan B, saya mau mengunjungi sebanyak mungkin kebun raya. Sejauh ini baru kesampaian dua. Kebun Raya Bangka dan Kebun Raya Bogor.

https://www.instagram.com/p/Bt9oRJ2FVD

Kebun Raya Bali ini terletak di kawasan Bedugul dan merupakan kebun raya pertama yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia. Koleksinya sangat beragam, mulai dari anggrek, tanaman paku dan lumut, herbarium, begonia, tanaman obat, tanaman upacara, kaktus, tanaman air, dll.

Saya membayangkan berjalan di antara tanaman hijau, di tengah udara dingin bedugul, pasti akan menjadi pengalaman yang seru. Wong jalan-jalan di Kebun Raya Bogor yang lokasinya di tengah kota aja bikin nagih, apalagi ini yang lokasinya jauh dari keramaian. Pasti makin syahdu.

Membasuh Diri di Pura Tirta Empul

Berada pada ketinggian 700 mdpl, kompleks mata air suci ini memiliki suasana yang sejuk dan menenteramkan. Gemericik air yang mengalir akan membuat jiwa merasa tenang dan damai. Tak hanya umat Hindu Bali saja yang boleh melukat (membersihkan diri menggunakan air suci) di tempat itu. Wisatawan pun bisa. Tapi ada syaratnya, yakni menggunakan pakaian adat Bali.

Saya pikir, setelah memuaskan adrenalin dengan melakukan berbagai macam aktivitas menantang, membasuh diri di Pura Tirta Empul bisa menjadi penutup perjalanan yang menenteramkan. Hati senang, tubuh bersih, jiwa tenang. Pura Tirta Empul ini terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

pic by @sambelgedeg Maioloo
pic by @sambelgedeg Maioloo

Kalau kelak punya kesempatan ke Bali, saya pengen melakukan hal-hal tersebut. Ya mungkin nggak sekaligus ya, canyoning mahal euuuy. Saya cek sekitar 250 dollar bukan ribu ahahahaha. Dimulai dari yang terjangkau dulu, macam ke Pura Tirta Empul dan Kebun Raya Bali. Naik Gunung Batur-nya juga nunggu Renjana agak gedean dikit lah ya.

Ngomong-ngomong, kalau teman-teman sendiri punya destinasi wisata di Bali yang pengen banget dikunjungi nggak sih? Atau aktivitas apa gitu yang pengen dilakuin di Bali? Cerita-cerita di kolom komentar dong.

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

30 Comments

  1. Pada akhir-akhirnya tetep pertimbangan keadaan dompet yo mbak? *toss
    Lha makanya aku mBatin, itu model canyoningnya emang yang paket lengkap sekalii :p pokoknya minat khusus.

    Kalau ke Bali, aku pingin eksplore ke sisi utaranya. Penasaran aja mbak. Kalau beruntung, syukur bisa ketemu curug.

    • KEcuali sudah jadi crazyrichngebo sih godah bingunh mikir duit ya mbak hihihi. Iya buat canyoning peralatannya kudu lengkap, karena memang ekstrim dan minat khusus banget.

      Sama dong, ku juga lebih minat explore Bali utara. Kayaknya masih kerasa banget lokalitasnya.

  2. Aku ke Bali juga dalam rangka study tour, dan belum pernah menginjakkan kaki di sana lagi.
    Kalo menyapa sih udah, dari seberang selat Bali alias Banyuwangi wkwkwkwk.

    Tapi aku masih punya rencana yg ga tahu kapan terlaksana. Mungkin di mulai dg menyeberang dari Banyuwangi dengan Ferry, entah kenapa kurang afdol rasanya kalo gak naik Ferry 😀

    Lalu menyusuri Bali utara, berbelok ke selatan dari Singaraja. Lalu Denpasar buat cap mainstream 😀

  3. Bali udah kayak rumah kedua bagiku… kedua belas tepatnya wkwkwkwkwk… kayaknya gunung batur pilihan yang asyik juga, yang pasti air terjunnya banyak memanggil untuk didatangi

  4. cocok buat aku yang hobbynya travelling petualangan, memancing adrenalin, yuk Mba ke sana bareng-bareng datangin tempat-tempat itu 🙂

    • Iya nih mbak, aku tuh sudah dari dulu mupeng cobain canyoning di Buleleng. Apalagi pas lanjut baca ulasannya Tempo. Tapi kok paket trip canyoning ya mahal banget buat ukuran kantongku huft.

  5. Luar biasa, kamu memang petualang sejati, mbak! Aku juga belom pernah traveling mandiri ke Bali, 2 kali ke Bali semuanya study tour sekolah yang mana udah lebih dari 1 dekade yang lalu hahaha. Bali pasti sudah banyak berubah, tempat-tempat wisata baru bermunculan.

    Pengen traveling ke Bali secara mandiri via udara untuk misi eksplor Bandara Ngurah Rai dan review hostel2 recommended di Bali, tapi ngatur waktu dan duitnya susah.

  6. Wahahahaa aku kira aku yang udah telat banget pergi ke Bali waktu kuliah dulu. Waktu itu pas sekolah juga ada tapi nggak ikut karena orang tua nggak ngijinin. Akhirnya waktu kuliah berangkat bareng temen2 Pendidikan Bahasa Jerman dengan duit hasil kerja parttime. Bangga dengan diri sendiri waktu itu 😀

    • Waaa kereeeen, itu dulu semacam study wisata jurusan atau main sendiri? Dulu kami, anak Sasing suka ngiri sama jurusan lain yang kadang jalan-jalan ke tempat jauh, kita mah ngendon aja di kampus. Kzl.

  7. Waaaa…. lha ini sebagian besar destinasinya wisata petualangan yaa..
    Aku pernah ke Bali, 2-3 kali malah, tetapi jujur aku tidak sempat menikmati keindahan Bali,mungkin karena dulu dalam rangka bukan untuk piknik 😀
    Ahhh… jadi pengin ke Bali memulai dari nol lagi..

  8. Mbakk Sass, aku pun hampir sama kayak kamu.. aku pernah ke bali tapi pas smp, dan kalau karya wisata smp tu ya gituu deh! *tyda bisa berkata apa2. Aku pun seberbernya ada pinginan ke bali lagi, selain mau menciptakan momen sendiri, pengen ngerasain tempat wisatanya yg sekaran, pasti jauh lebih baik kann, jadi bingung mau kemana. List-nya mb sasa kayaknya bakal tak masukin list aku juga deh…

  9. Wah asyik idenya mbak. Tapi yang 3 poin pertama rada ekstrim yaa wisatanya, kalau menurut aku yg anak rumahan ini. Hihihi… Aku juga baru 2 kali, itu saja hanya dalam rangka studi tour SMA dan kuliah .Hihi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *