Sore Seru di Marisini Coffee

menu-marisini-coffe

Dua hari setelah saya dan Alan (Catatan Nobi) heboh di WA membahas lagu Adu Rayu, tiba-tiba Alan bilang bahwa dia hendak ke Jogja. Berhubung nyaris setahun tak jumpa, saya dan kawan-kawan #NgopiTiapPekan pun mengajaknya bersua. Diputuskan tempatnya di Marisini Coffee.

Dari namanya saja terdengar menarik ya, Marisini Coffee. Mari sini, ayo kemari. Nama yang mengajak orang untuk mampir. Sebenarnya saya sering banget lewat depan warung kopi ini, tapi sekalipun belum pernah mampir.

Beberapa tahun lalu, kawasan ini masih kosong dan sepi. Bahkan kalau pulang malam agak ngebut karena lampu penerangan juga jarang. Tapi dalam waktu yang cukup singkat, Jalan Sidomukti, Tiyasan ini berubah ramai. Satu persatu warung kopi dan kedai makan bermunculan. Dari yang mengusung konsep tradisional hingga fancy.

Jalan yang tadinya lancar jaya pun kini semakin padat. Ditambah lagi adanya proses pembangunan flyover Kentungan, Jalan Sidomukti berubah menjadi jalan alternatif. Kalau sora hari sudah ikut-ikutan macet. Saya sendiri kerap bilang ke Mas Chandra “Kelak bisa jadi kawasan ini bakalan seramai dan semacet Babarsari”.

Seperti sore itu, laju Gojek yang saya tumpangi cukup tersendat akibat arus lalu lintas yang padat. Setelah berjibaku di jalanan, saya dan Renjana tiba juga di Marisini. Rupanya kawan-kawan sudah mulai berdatangan.

abadikan baru makan
abadikan baru makan

Seperti yang terlihat dari depan, Marisini tempatnya cukup luas dan terbagi menjadi beberapa titik. Ada spot indoor dengan dinding kaca, pendopo dengan banyak kursi yang enak buat leyeh-leyeh, serta 2 gazebo kayu yang lebih sering disebut dengan istilah kandang sapi.

Semua bangunan Marisini Coffee dicat putih. Makanya kalau mau main ke tempat ini dan foto-foto sebaiknya mengenakan baju yang gonjreng biar hasilnya bagus.  Saat cuaca cerah, menghabiskan sore di tempat ini sangat asyik.

Di sisi utara kita bisa melihat Gunung Merapi yang berdiri gagah. Di sisi barat terdapat hamparan sawah dan pohon kelapa sebelum tertutup oleh bangunan. Pengunjung juga bisa menyaksikan matahari terbenam dari deretan kursi-kursi Marisini.

marisni-coffee-2
marisini-coffee-5

Sore itu kami memilih kursi di Kandang Sapi yang cukup berjarak dari bangunan utama. Sambil menunggu kawan-kawan lain tiba, kami mulai memesan minuman. Biasanya sih saya nggak pernah minum kopi, tapi setelah mencicipi pesanan Aqied (atau Alan?) saya kok doyan. Jadilah kali itu saya pesan kopi yang tentu saja saya tambahi gula banyak-banyak biar manis ahahaha.

Sambil ngobrol ngalor ngidul, teman-teman juga asyik motret minuman dan suasana sore yang menyenangkan. Melihat om-om dan tantenya memotret, Renjana pun tak mau kalah. Dia langsung mengambil ponsel dan mulai memotret apa saja yang ditemui. Termasuk saat saya minta tolong Alan untuk memotret, Renjana juga ikut-ikutan. Dan entah dia menggunakan fitur apa di ponsel, sebab hasilnya kotak-kotak mirip tetris.

ikut-ikutan motret
ikut-ikutan motret
motret ibuk
motret ibuk

Baca: Menakjubkan! Inilah yang Terjadi Saat Balita Memainkan Kamera di Ponsel Ibunya

Dia lantas dipinjami kamera milik Mas Sitam. Dan langsung deh bergaya ala fotografer betulan. Mencoba memotret emaknya, sayang kepalanya terpotong. Kemudian Alan membantu mengarahkannya, dan kali ini berhasiiiil. Renjana bisa memotret daku dengan baik. Senang mamak tu kalau anaknya bisa dikaryakan begini hihihi.

Ngomong-ngomong kalau teman-teman cari tempat nongkrong sore yang pemandangannya asyik serta aksesnya mudah, Marisini Coffee bisa dijadikan pilihan lho. Selain menyediakan menu kopi, di sini juga ada menu-menu non kopi. Ada juga camilan dan makan besar. Sayangnya satu, nggak ada french fries yang jadi kegemaran Renjana.

Soal harga ya standar warung kopi lah. Kisaran 10 – 30an ribu. Kapan-kapan kalau saya main ke sana lagi saya bikin reviewnya deh. Yang jelas tempatnya luas dan asyik buat nongkrong. Oya, jangan cari WiFi ya! Karena di tempat ini tidak disediakan. Jadi emang fokus buat ngobrol atau baca buku.

Betewe ini hasil foto-foto Renjana dari kamera Mas Sitam, lumayan lah ya. Kemarin sebelum pulang Mas Anno sempat bilang “Abis ini Renjana minta kamera”, mamak cuma bisa nyengir.

hasil karya renjana
hasil karya renjana
motret mamaknya lagi
motret mamaknya lagi
sampai jumpa di acara kumpul-kumpul selanjutnyaaa
sampai jumpa di acara kumpul-kumpul selanjutnyaaa

Lokasi Marisini Coffee

Jl. Sidomukti, Tiyosan, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman
Jam buka 10.00 – 23.00 WIB
IG: @marisini.coffee

Jogja, 2 April 2019

Foto-foto diambil oleh Aqied, Alan, Mas Sitam, Renjana, dan daku

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 250

30 Comments

  1. Loh, orang Jogja tho mbak? Salam kenal ya… 😀

    Ini cafe yg utaranya The Crabbys itu kan mbak?
    Kadang lewat situ, tp belum pernah mampir hihihi

  2. Lah aku kira kek gimana sih kursi Kandang sapi mbak. aku kira Deket kandang sapi beneran eh ternyata bukan ya. Hanya kursi aja yg tempatnya kayak kandang sapi begitukah hheee.
    Ini spot menarik buat ngopi2 santik di sore hari sembari di temani senja hheeee
    Makasih sharing nya Mbak ?

  3. Cafenya unik, itu atapnya joglo juga kan!
    Senang ngumpul2 dan pastinya hepi karena anaknya enggak rewel dan bisa ikut2 tan foto. Bagus pula hasilnya

  4. Pas baca judul tulisan aku malah langsung ingat salah satu lagu favorit jadul yang di nyanyikan ulang penyanyi lawas Atiek CB dengan liriknya:

    Marilah ke mari hei, hei, hei, hei kawan
    Akulah di sini hei, hei, hei, hei, kasih

    … dst dst…

    Ayo siapa yang berkenan melanjutkan?

    Hahaha…

    Paling senang acara kopdar begini, bermanfaat sekaligus bersilaturahmi

    ~annarosannadotcom~

  5. Aku juga suka kopi kak.. Salah satu mood booster aku kopi nie kak.. Soalnya bisa nemenin kita nulis

  6. Such a beautiful place indeed and I love all these details. I’ve been coming back-and-forth to Jogjakarta and I can say that the city is getting more and more crowded

  7. Potretan Renjana bagus loh! Berbakat nih anaknya. Yah begitu masyarakat negara berflower ini, sukanya moto makanan, baru duduk, berdoa dan makan. Haha. Saya juga suka gitu. Yaa kan jarang2 bisa makan di tempat itu lagi. Anggap bersyukur bisa mencicipinya.

    Salam manis,
    Artha

  8. Keren ih Renjana udah bisa motretin mamahnya. Bagus pula hasilnya. Enak nih Mak ke mana-mana ada fotografernya. Btw, harga kopinya masih terjangkau ya.

  9. Suka dengan konsep Marisini dan rasa kopinya tapi kejauhan untuk aku yang ngandelin transportasi online. Nilai plus lain bisa menikmati sunset, paling pas sama orang tersayang ke sini hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *